Sikat Gigi pun Perlu Diganti

Menyambung beberapa tulisan terdahulu tentang sikat gigi, maka tulisan kali ini pun masih terkait dengan sikat gigi. Sikati gigi memang satu alat penting dalam proses aktivitas menjaga kesehatan gigi dan mulut untuk setiap orang.

Saya memulainya dengan mengibaratkan pada proses pertumbuhan bunga. Bunga pada tanaman hias selalu dinanti-nanti kehadirannya untuk dinikmati keindahannya. Bunga tumbuh mulai dari kuncup kemudian mekar berkembang dan layu. Setelah bunga layu tentunya bunga akan terbuang karena rontok atau dipangkas oleh pemiliknya. Demikian juga apabila kita mengibaratkan sikat gigi dengan bunga itu.

Sikat gigi dibeli oleh seseorang pada saat bulu-bulu sikat masih rapat dan rapi terpasang di bagian ujung sikat gigi. Setelah digunakan bulu-bulu sikat ini berfungsi menggosok bagian permukaan gigi untuk membersihkan kotoran dan plak yang tertinggal. Dengan demikian susunan bulu sikat semakin lama akan semakin berubah karena sering digunakan. Bisa terjadi bulu sikat ada yang lepas. Namun yang sering terjadi adalah bulu sikat bengkok dan tidak lurus lagi. Pada kondisi yang ini sering kita lihat bulu sikat gigi akan mekar seperti bunga yang mulai mekar. Semakin lama sikat gigi digunakan maka semakin banyak bulu sikat gigi yang mekar. Dengan demikian efektivitas sikat gigi untuk proses pembersihan pun sudah semakin berkurang. Kalau sudah seperti ini ibarat bunga yang sudah layu, mestinya sikat gigi juga harus dibuang.

Bulu sikat yang mengembang sudah tidak efektif lagi untuk digunakan.

Bulu sikat yang mengembang sudah tidak efektif lagi untuk digunakan.

Soal bulu sikat gigi ini akan tergantung dari faktor kualitas sikat gigi ini. Untuk sikat gigi yang baik tentu saja akan memiliki bulu sikat yang halus tetapi kuat tidak mudah lepas dan berubah dari susunan kerapatan bulu asalnya setelah digunakan. Untuk sikat gigi yang murah biasanya bulu sikat terasa kasar dan dapat menyebabkan luka terutama pada gusi dekat gigi. Demikian juga kualitas kekuatan bulu sikat yang biasanya cepat sekali mekar setelah digunakan beberapa kali.

Dalam prakteknya setiap orang memiliki gaya menggosok gigi yang berbeda-beda. Ada yang menggosok naik turun sesuai garis antar gigi. Ada orang yang menggosok gigi dengan model memutar ujung sikat gigi. Ada lagi yang mengosok semaunya sendiri. Kebiasaan tertentu ini juga berpengaruh terhadap keawetan bulu sikat gigi yang digunakan. Tentu saja frekuensi pergantian sikat gigi menjadi berbeda-beda untuk setiap orang, tergantung kebiasaan orang itu dalam hal cara menggunakan sikat gigi tersebut.

Memang mengganti sikat gigi kita dengan sikat gigi yang baru bisa kita lakukan pada saat bulu sikat gigi kita sudah tidak berbentuk lagi. Jika bulu sikat sudah mekar maka saat itulah sikat gigi hendaknya sudah diganti yang baru. Selain untuk menjaga efektivitas proses pembersihan kotoran dan plak gigi, maka pemakai juga dapat mencegah terjadinya iritasi gusi akibat tergesek bulu sikat yang keluar.

Namun alangkah baiknya, jika mengganti sikat gigi kita secara periodik misal setiap 3-4 bulan sekali. Hal ini akan menjaga sikat gigi kita selalu bersih dan meminimalisir terjangkit banyak kuman yang merugikan. Lagi pula kalau sikat gigi sudah mekar, kalau dilihat sudah terlihat tidak sedap untuk dipandang mata.

Sikat gigi rusak lebih diganti baru.

Sikat gigi rusak lebih diganti baru.

Jadi langkah terbaik sekarang adalah sebagai berikut. Silakan pergi ke kamar mandi anda. Lihat ke tempat penyimpanan sikat gigi yang tersedia disana. Periksalah sikat gigi yang masih baik dan sikat gigi yang sudah mekar. Gantilah lagi sikat gigi yang sudah mekar itu dengan sikat gigi yang baru.

Saya yakin kesehatan gigi kita akan semakin terjamin. Bisa dicoba kan ?

1 thoughts on “Sikat Gigi pun Perlu Diganti

Tinggalkan komentar