Sayur Kraca – Makanan Unik dari Purwokerto

Pernah dengar Kraca ? Mungkin rasanya terdengar asing. Tapi kalau diganti pertanyaannya, pernah dengar Keong ? Mungkin semua orang akan menjawab pernah. Nah sayur kraca ini sebenarnya adalah sayur dari keong. Aslinya sih tidak ada sayurannya wong isi masakannya semua adalah keong, tapi di daerah Banyumas kan umum juga semua lauk disebut sebagai sayur. Ok, tulisan ini tentunya menceritakan tentang sayur kraca itu. Silakan dinikmati.

Kalau kata suami, dahulu sayur kraca di Purwokerto hanya umum tersedia kalau bulan puasa saja. Biasanya dijual di satu warung kecil depan mesjid di Jalan Kauman Lama Purwokerto. Memang pembelinya hanya orang-orang tertentu saja, tetapi ramai juga. Mungkin karena makanan ini banyak penggemar fanatiknya maka kemudian terus banyak yang jual juga. Sampai sekarang juga banyak yang jual dan malah tidak hanya saat bulan puasa saja.

Sayur kraca ini sebenarnya tidak ada sayurnya. Jadi masakan ini hanya berisikan keong-keong atau kraca itu saja. Masakan ini dulunya menggunakan keong yang diperoleh dari sawah atau sungai yang memang banyak terdapat di daerah Banyumas dan sekitarnya. Namun seiring waktu kadang pasokan keong sawah liar ini susah untuk diperoleh, kemudian didatangkan dari daerah pantura seperti dari Demak.

Keong-keong itu berukuran besar kecil, umumnya yang berbentuk bulat spiral itu. Keong itu diolah awal mulai dari pembersihan dari sisa-sisa lumpur yang masih terbawa. Selanjutnya bagian ujung cangkang yang lancip dicacah sedikit sehingga menyisakan lubang supaya saat dimasak nanti bumbu bisa meresap ke dalam daging. Kalau tidak dicacah maka daging tetap tertutup rapat, karena lubang depan tertutup katup keras sehingga bumbu tidak bisa masuk. Setelah ini siap dimasak.

Sayur kraca ini umumnya menggunakan bumbu yang khas sehingga menghasilkan daging dengan rasa keong yang gurih pedas dan tidak amis. Keong yang sudah matang ini juga tidak menyisakan rasa lumpur jadi pokoknya enak. Bumbu yang digunakan untuk memasak ini adalah garam, bawang putih, lengkuas, cabe, dan bumbu lain. Rasa akhir yang dihasilkan memang cukup khas, antara pedas, asin dan manis.

Sayur kraca yang rasanya enak, asin dan pedas.

Sayur kraca yang rasanya enak, asin dan pedas.



D angkringan jl Pereng, Kraca dijual dalam bungkusan plastik.

D angkringan jl Pereng, Kraca dijual dalam bungkusan plastik.

Ambil yang di wajan, jadi masih hangat.

Ambil yang di wajan, jadi masih hangat.

Cara makan kraca ini juga unik. Meskipun bisa dimakan sebagai lauk, namun karena makannya memerlukan kerepotan sendiri maka umumnya lebih banyak digado saja alias dimakan sendiri tanpa harus makan nasi. Untuk dapat makan keong ini dengan leluasa diperlukan tusuk untuk mencungkil daging keluar dari cangkangnya. Tusuk ini bisa berupa tusuk bambu, tusuk gigi atau batang sate, atau malah pakai sumpit kalau mau juga bisa. Dengan menggunakan ujung tusuk yang tajam, maka daging dapat dicungkil keluar. Langsung diseruput dan dikunyah, wah sedapnya…..

Keponakan asyik makan kraca.

Keponakan asyik makan kraca.

Sekarang di Purwokerto, terdapat beberapa penjual sayur kraca ini. Kalau yang jual harian itu ada di Kauman Lama atau di penjual kaki lima di ujung jalan Pereng. Di kedua tempat ini selalu terjual sayur kraca setiap harinya. Kalau bulan puasa lebih banyak lagi penjual sayur kraca ini. Di Bobosan juga banyak yang menjual sayur kraca ini.

Sayur kraca ini dijual dengan satuan kiloan. Jadi harus ditimbang dulu mau beli berapa kilo. Kalau di jalan pereng itu sih sudah diplastiki dengan harga lima ribu per plastiknya.

Tertarik makan kuliner ini ? Coba saja, dijamin ketagihan.

2 thoughts on “Sayur Kraca – Makanan Unik dari Purwokerto

Tinggalkan komentar